NGERINYA BAHAYA MEMBICARAKAN AIB ORANG LAIN.

NGERINYA BAHAYA MEMBICARAKAN AIB ORANG LAIN.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wa sallam bersabda:
“Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya (berbuat buhtan).” (HR. Muslim).
 dan Abu Dawud)

Berkata Imam Sufyan Ats-sauri : "Hilang atasku nikmat bangun malam selama 5 bulan lamanya karena suatu dosa yang aku lakukan"
Maka seorang berkata, "Dosa apakah itu?"
Beliau menjawab, "Aku melihat seseorang menangis, lalu aku berkata pada diriku sendiri, bahwa dia menangis karena ingin dilihat orang (riya')".
Imam Syirozi berkata :
Aku bangun malam bersama ayahku, dan manusia dalam lelap tidur.
Akupun berkata, "Wahai ayahku, kenapa orang-orang pada tidak ingin bangun malam?",
Ayahku menjawab, " Wahai anakku ! Kalau kau tidur saat ini, lebih baik dari pada kau membicarakan orang lain".

Ingatlah........!!!!!
ancaman dan dosa bagi orang-orang yang suka berbuat ghibah atau menggunjing? Surat Al-Hujurat ayat 12 menyatakan bahwa ghibah (membicarakan keburukan atau aib orang lain) sama saja dengan memakan daging bangkai saudara kita sendiri.

"Adakah seorang di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka  tentulah kamu merasa jijik kepadanya," (Surat Al-Hujurat ayat 12). 

Artinya: Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Maka aku bertanya :”Siapakah mereka ya Jibril?” Jibril berkata :”Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan manusia”. (Hadits riwayat Ahmad).

Bahkan, Rasulullah SAW sudah menyatakan bahwa   Ghibah itu lebih berat dari zina.Seorang sahabat bertanya, Bagaimana bisa?

Rasulullah SAW menjelaskan, Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat,maka Allah bisa langsung menerima tobatnya.Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,(HR At-Thabrani).

Tak hanya itu, diriwayatkan bahwa Allah pernah berfirman kepada Nabi Musa AS, “Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertobat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa beruat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka.”  

Lebih bahaya lagi, kelak di akhirat orang yang suka ghibah akan dimintai  pertanggungjawaban di hadapan Allah oleh orang yang dighibahnya. Amal kebaikannya dibayarkan kepada orang-orang yang pernah dizaliminya, termasuk kepada orang yang telah dighibahnya.  

“Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (H.R. Muslim).

Semoga bermanfaat dan menjadikan kita menjauhi segala perbuatan tercela termasuk membicarakan keburukan/kejelekan orang lain. Wallahu a'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEUTAMAAN MEMELIHARA AYAM

ISTRIKU SEMAKIN MENUA.

KEUTAMAAN HARI ASYURA