CIRI - CIRI SESEORANG MENINGGAL HUSNUL KHOTIMAH.

CIRI - CIRI SESEORANG MENINGGAL HUSNUL KHOTIMAH.

Kematian adalah sesuatu yang pasti dialami oleh tiap makhluk bernyawa. Allah SWT berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 57,
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Artinya: "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan."

Meski demikian, sejatinya, kematian menjadi rahasia Allah SWT sehingga tidak ada yang mengetahui pasti kapan kematian tersebut akan datang sebagaimana disebut dalam surah Luqman ayat 34. Allah SWT berfirman,
 وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ

Artinya: "Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Nasib  seseorang di akhirat  sangat  ditentukan  oleh keadaannya pada saat menghadapi sakaratul maut. Apabila pada akhir hidupnya diakhiri dengan baik (husnul khatimah), maka dia akan mendapatkan kebahagiaan di di alam kubur dan seterusnya. Apabila pada akhir hayatnya di akhiri dengan su’ul khatimah, maka akan mendapatkan siksa yang berkepanjangan. Rasulullah Saw.bersabda:

ْArtinya: “Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. (HR Bukhari dan lainnya)

Oleh sebab itulah orang-orang yang salih selalu mempersiapkan diri dengan amal sholeh dan melanggengkan ẓikir kepada Allah Swt. Mereka melakukan amal saleh tanpa putus, merendahkan diri kepada Allah Swt. agar Allah Swt. memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai akhir hayatnya. 

Ada beberapa karakter yang menandakan seorang muslim meninggal dalam kondisi baik tersebut. Dikutip dari Syaikh Majdi Muhammad asy-Syahawi dalam kitab Sakarat al Maut Wa'izhah al Maut Wa Syada 'Iduhu dan buku Jangan Takut Mati Bila Husnul Khatimah karangan Ahmad Zacky El-Shafa.

Ciri-ciri Orang Mau Meninggal Husnul Khotimah dalam Islam
1. Mengucapkan Kalimat Syahadat
sebelum mengembuskan napas terakhirnya. Pengucapan kalimat syahadat tentu lebih baik jika dibarengi penerapannya selama hidup.

مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ

Artinya: Dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan-Nya, dan bahwasanya Isa adalah hamba Allah dan anak dari budak wanita-Nya serta kalimat-Nya yang ia sampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya. Bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya. Allah akan masukkan ke dalam surga lewat pintu surga yang delapan sekehendaknya." (HR Bukhari)

2. Dahi Berkeringat
Keringat pada dahi ini menandakan rasa malu akibat kesalahan saat masih hidup. Kondisi ini berbeda dengan seorang hamba yang tak lagi punya rasa malu atau bersalah yang didasarkan dari hadits berikut,

عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ "‏ الْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ ‏"‏ ‏.

Artinya: Dijelaskan Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, Rasulullah SAW berkata, "Orang beriman meninggal dengan keringat pada alisnya." (HR Tirmidzi)

3. Mati Syahid
Keutamaan mati syahid dijelaskan dalam Al-Qur'an mendapat pahala yang besar serta kondisi akhir yang baik. Orang-orang yang masuk dalam golongan mati syahid dijelaskan dalam hadits berikut,

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ ابْنُ مِقْسَمٍ أَشْهَدُ عَلَى أَبِيكَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ قَالَ وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ (رواه مسلم)

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian? Para sahabat menjawab, Wahai Rasulullah, orang yang mati terbunuh karena berjuang di jalan Allah itulah orang yang mati syahid. Beliau bersabda: Kalau begitu, sedikit sekali jumlah ummatku yang mati syahid. Para sahabat berkata, Lantas siapakah mereka wahai Rasulullah?"

Beliau bersabda, "Barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena suatu wabah penyakit juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid. Ibnu Miqsam berkata, Saya bersaksi atas bapakmu mengenai Hadits ini, bahwa beliau juga berkata, orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid." (HR Muslim)

Selain itu, ibu yang meninggal saat melahirkan juga dijelaskan memperoleh keutamaan husnul khotimah. Rasulullah SAW bersabda,

الْقَتِيلُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ شَهِيدٌ وَالْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ

Artinya: "Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena wabah adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan wanita yang mati karena melahirkan adalah syahid." (HR Ahmad)

Mati syahid juga berlaku pada mereka yang membela diri dari tukang begal atau upaya lain, yang bertujuan mengambil harta korban tanpa izin. Berikut haditsnya,

عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ »

Artinya: Dari Sa'id bin Zaid, dari Nabi Muhammad SAW, "Siapa yang dibunuh karena membela hartanya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela keluarganya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya atau karena membela agamanya, ia syahid." (HR Abu Daud)

4. Berpulang pada Hari Kamis Malam Jumat
Rasulullah SAW dalam haditsnya telah menentukan keutamaan seorang muslim yang wafat pada malam Jumat. Dalam hadits yang diceritakan Abdullah bin Amr RA, keutamaan yang sama berlaku bagi muslim yang meninggal di hari Jumat.

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Artinya: "Tidak ada seorang muslim pun (laki-laki atau perempuan, anak kecil atau pun dewasa) meninggal dunia pada hari Jumat atau pada malam Jumat. Melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur." (HR Ahmad)

Upaya mendapatkan husnul khatimah
1). Melakukan ketaatan kepada Allah secara terus-menerus, menjauhkan diri dari perbuatan syirik, Allah Swt. berfirman: Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan    sebenar-benar    takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri) ”. (QS. Ali Imran)
2). Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar meninggal dalam keadaan husnul khatimah
3). Berusaha untuk selalu memperbaiki diri, secara lahir dan batin.
Wallahu'alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEUTAMAAN MEMELIHARA AYAM

ISTRIKU SEMAKIN MENUA.

KEUTAMAAN HARI ASYURA