PENYESALAN TUKANG BANGUNAN

PENYESALAN TUKANG BANGUNAN
Alkisah seorang tukang bangunan yang telah bertahun-tahun lamanya 
bekerja ikut pemborong bermaksud mengajukan pensiun karena ingin memiliki banyak waktu 
untuk keluarganya.
Si pemborong berkata, 
"Saya setujui permohonan pensiun Anda dengan syarat Anda bangun dahulu satu rumah terakhir sebelum Anda pensiun."

Si tukang bangunan segera membangunnya. Karena kejar tayang, ia pun mengerjakannya asal-asalan dan asal jadi.

Selesai sudah bangunan terakhir yang ia buat, lalu ia serahkan kunci rumah tersebut kepada sang pemborong.

Si pemborong pun tersenyum dan berkata, 
"Rumah ini adalah hadiah untukmu, karena telah lama bekerja bersamaku."

Terkejutlah tukang bangunan itu, ada rasa menyesal kenapa rumah yang akhirnya hendak ia tempati itu, dikerjakannya secara asal-asalan. 

"Andaikan saya tahu sebelumnya kalau ini untuk saya tentunya rumah ini saya bangun dengan sebagus mungkin," sesal si tukang.

Saudaraku.. 
Ibadah yang kita kerjakan di dunia ini tak lain adalah 'RUMAH' yang sedang kita bangun untuk nanti kita tempati setelah pensiun dari kehidupan dunia.

Jangan sampai kelak kita menyesal
karena nanti kita menempati rumah yang kita bangun dengan asal-asalan.

Jadikan hidup ini lebih bermakna dengan memperbaiki dan menyempurnakan kekhusukan ibadah kita. 

Jangan hanya asal ibadah, sehingga kelak kita menyesal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEUTAMAAN MEMELIHARA AYAM

ISTRIKU SEMAKIN MENUA.

KEUTAMAAN HARI ASYURA